Saluran distribusi merupakan sarana
untuk menyalurkan produk kita terhadap konsumen atau end user, maka dari itu,
produsen harus memprtimbangkan beberapa faktor yang sagat berpenagruh dalam
pemilihan saluran distribusinya, pemilihan saluran distribusi yang tepat akan
mengantarkan produk kita kepada sasaran yang tepat, dan hasilnya sesuai yang
telah direncanakan,
Jenis saluran distribusi ada tiga
macam
1. Saluran langsung
2. Saluran satu
tingkat
3. Saluran dua
tiingkat
Untuk perusahaan jasa / perusahaan
jasa laundry Q menggunakan saluran yang nomer satu, yakni saluran langsung,
dimana produsen menyalurkan langsung kepada pengguna akhir.
Starategi penatapan harga
Moetode penetapan harga ada 8 point :
1.
Skimming Pricing
Strategi ini
diterapkan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi bagi suatu produk baru
atau inovasi dalam tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada
saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen
tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan
kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhan.
2.
Penetration Pricing
Dalam Strategi
ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah
dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu
relatif singkat. Tujuan dari strategi ini untuk mencapai skala ekonomis dan
mengurangi biaya per unit. Pada saat bersamaan strategi penetrasi juga dapat
mengurangi minat dan kemampuan pesaing karena harga yang rendah menyebabkan
marjin yang diperoleh setiap peusahaan menjadi terbatas.
3.
Prestige Pricing
Merupakan
strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang sangat
peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk tersebut, dan kemudian
membelinya. Sedangkan apabila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka
permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun. Produk-produk yang
sering dikaitkan dengan prestige pricing antara lain adalah permata, berlian,
mobil mewah, dan sebagainya.
4.
Price Lining
Lebih banyak
digunakan pada tingkat pengecer. Di sini, penjual menentukan beberapa tingkatan
harga pada semua barang yang dijual. Sebagai contoh: sebuah toko yang menjual
berbagai macam sepatu dengan model, ukuran dan kualitas yang berbeda, menentukan
3 tingkatan harga yaitu Rp. 30.000,-; Rp. 50.000,-; dan Rp. 100.000, -. Hal ini
akan memudahkan dalam pengambilan keputusan bagi konsumen untuk membeli dengan
harga yang sesuai kemampuan keuangan mereka.
5.
Old-Even Pricing
Metode
penetapan harga ini sering digunakan untuk penjualan barang pada tingkat
pengecer. Dalam metode ini, harga yang ditetapkan dengan angka ganjil atau
harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Misalnya harga Rp. 2.975
bagi sekelompok konsumen tertentu masih beranggapan harga tersebut masih berada
dalam kisaran harga Rp 2.000-an.
6.
Demand-Backward
Pricing
Adalah
penetapan harga dimana melalui proses berjalan ke belakang, maksudnya
perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen,
kemudian perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan kepada wholesaler
dan retailer. Setelah itu baru harga jualnya dapat ditentukan
7.
Bundle Pricing
Merupakan
strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Metode ini
didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket
tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara
individual.
Misalnya
travel agency, menawarkan paket liburan yang mencakup transportasi, akomodasi,
dan konsumsi. Metode ini memberikan manfat besar bagi pembeli dan penjual.
Pembeli dapat menghemat biaya total, sedangkan penjual dapat menekan biaya
pemasarannya.
Sedangkan yang
digunakan dalam metode perusahaan kami adalah Penetration Pricing, price
Lining pricing, budle pricing.
Dan metode
harga berbasis laba,